tsusinvasives.org |
Kerajaan :
Animalia
Filum : Chordata (mempunyai penyokong tubuh dalam)
Kelas : Aves (Burung)
Ordo : Anseriformes (Burung berselaput kaki/burung yang dapat berenang)
Famili : Anatidae ( Burung renang yang memiliki berat badan berkaki pendek dan tagihan dengan ujung terangsang: angsa, entok, bebek)
Genus : Cygnus
Spesies : C. Olor
sumber : en.wikipedia.org
Filum : Chordata (mempunyai penyokong tubuh dalam)
Kelas : Aves (Burung)
Ordo : Anseriformes (Burung berselaput kaki/burung yang dapat berenang)
Famili : Anatidae ( Burung renang yang memiliki berat badan berkaki pendek dan tagihan dengan ujung terangsang: angsa, entok, bebek)
Genus : Cygnus
Spesies : C. Olor
Angsa putih banyak terdapat
di Eropa dan Asia, namun juga banyak dikenali di Amerika Utara, Australia dan
Afrika selatan. Panjangnya bisa mencapai 125-170 cm (49-67 in). Angsa putih
adalah salah satu spesies yang dilindungi oleh AEWA (Agreement on the
Conservation of African-Eurasian Migratory Waterbirds) dan Konvensi Ramsar
tahun 1972. Tetapi, angka poppulasinya berfluktuasi dikarenakan polusi,
pencemaran timbal, pembangunan menara, kabel-kabel dan hilangnya habitat karena
pembangunan.
Angsa putih pertama kali
secara resmi digolongkan oleh naturalis Jerman Johann Friedrich Gmelin sebagai Anas
olor pada 1789, dan dipindahkan oleh Johann Matthaus Bechstein ke genus Cygnus.
Angsa putih dewasa biasanya
memiliki panjang berkisar 140-160 cm (55-63 in). Meskipun dalam kasus ekstrim,
ia bisa saja mencapai ukuran 125-170 cm (49-67 in), dengan lebar sayap mencapai
200-240 cm (79-94 in). angsa putih jantan mempunyai ukuran lebih besar dari
betina dan memiliki tonjolan lebih besar di bagian kepala mereka. Angsa putih
juga merupakan salah satu dari burung-burung terbang terberat. Berat jantan
bisa mencapai 11-12 kg, sedangkan betina berkisar 8.5-9 kg. di atas berat badan
normal, berat angsa putih jantan bisa mencapai 15 kg, bahkan di Polandia
terdapat angsa putih yang mencapai berat 23 kg dan angsa putih ini diverifikasi
sebagai burung terbang terberat, meskipun masih dipertanyakan apakah ia masih
dapat terbang dengan badan seberat itu.
Seperti dalam cerita
petualangan seekor anak angsa putih, angsa putih muda tidak seindah angsa putih
dewasa. Muka mereka keabu-abuan, bulu mereka tidak seterang bulu angsa putih
dewasa untuk tahun pertama.
Angsa putih bersarang di
gundukan yang mereka bangun dengan vegetasi tepi sungai di perairan dangkal dan
di tengah atau di tepi sebuah danau. Mereka monogami dan sering menggunakan
kembali sarang yang sama setiap tahun, memperbaiki atau membangun kembali
sesuai kebutuhan.
Angsa putih tidak memiliki
suara yang merdu. Tetapi suara yang paling akrab terdengar dari mereka adalah
suara berdenyut dinamis dari sayap mereka saat terbang. Suara ini sangat unik
dan dapat didengar dari kisaran 1-2 km
(0.6-1 mil). Suara ini berguna sebagai kontak antara mereka saat terbang. Suara
mereka tergolong aneh. Mereka mengendus, bersiul, atau bahkan mendesis ketika
ada predator memasuki wilayah mereka.
Meskipun mereka termasuk
hewan yang dapat dijinakkan, namun mereka tergolong hewan yang agresif terutama
dalam melindungi sarangnya. Dan dengan keagresifan mereka itu, mereka bisa saja
menjadi lawan yang cukup tangguh untuk seekor anjing atau bahkan manusia.
Biasanya mereka memulai perlawanan dengan desisan keras. Jika itu tidak cukup, mereka
akan melanjutkannya dengan serangan fisik menggunakan tulang taji di sayap
mereka dan menggigit dengan paruh mereka yang besar dan kuat. Bahkan saya
pernah mendengar sayap mereka cukup untuk dapat mematahkan kaki seorang pria
dewasa.
sumber : en.wikipedia.org
No comments:
Post a Comment