Friday, October 18, 2013

Klasifikasi Angsa Putih

tsusinvasives.org

Kerajaan          : Animalia
Filum               :
Chordata (mempunyai penyokong tubuh dalam)
Kelas               :
Aves (Burung)
Ordo                :
Anseriformes (Burung berselaput kaki/burung yang dapat berenang)
Famili               :
Anatidae ( Burung renang yang memiliki berat badan berkaki pendek dan                          tagihan dengan ujung terangsang: angsa, entok, bebek)
Genus              :
Cygnus
Spesies            : C. Olor




       Angsa putih banyak terdapat di Eropa dan Asia, namun juga banyak dikenali di Amerika Utara, Australia dan Afrika selatan. Panjangnya bisa mencapai 125-170 cm (49-67 in). Angsa putih adalah salah satu spesies yang dilindungi oleh AEWA (Agreement on the Conservation of African-Eurasian Migratory Waterbirds) dan Konvensi Ramsar tahun 1972. Tetapi, angka poppulasinya berfluktuasi dikarenakan polusi, pencemaran timbal, pembangunan menara, kabel-kabel dan hilangnya habitat karena pembangunan.
       Angsa putih pertama kali secara resmi digolongkan oleh naturalis Jerman Johann Friedrich Gmelin sebagai Anas olor pada 1789, dan dipindahkan oleh Johann Matthaus Bechstein ke genus Cygnus.
       Angsa putih dewasa biasanya memiliki panjang berkisar 140-160 cm (55-63 in). Meskipun dalam kasus ekstrim, ia bisa saja mencapai ukuran 125-170 cm (49-67 in), dengan lebar sayap mencapai 200-240 cm (79-94 in). angsa putih jantan mempunyai ukuran lebih besar dari betina dan memiliki tonjolan lebih besar di bagian kepala mereka. Angsa putih juga merupakan salah satu dari burung-burung terbang terberat. Berat jantan bisa mencapai 11-12 kg, sedangkan betina berkisar 8.5-9 kg. di atas berat badan normal, berat angsa putih jantan bisa mencapai 15 kg, bahkan di Polandia terdapat angsa putih yang mencapai berat 23 kg dan angsa putih ini diverifikasi sebagai burung terbang terberat, meskipun masih dipertanyakan apakah ia masih dapat terbang dengan badan seberat itu.
       Seperti dalam cerita petualangan seekor anak angsa putih, angsa putih muda tidak seindah angsa putih dewasa. Muka mereka keabu-abuan, bulu mereka tidak seterang bulu angsa putih dewasa untuk tahun pertama.
       Angsa putih bersarang di gundukan yang mereka bangun dengan vegetasi tepi sungai di perairan dangkal dan di tengah atau di tepi sebuah danau. Mereka monogami dan sering menggunakan kembali sarang yang sama setiap tahun, memperbaiki atau membangun kembali sesuai kebutuhan.
Angsa putih tidak memiliki suara yang merdu. Tetapi suara yang paling akrab terdengar dari mereka adalah suara berdenyut dinamis dari sayap mereka saat terbang. Suara ini sangat unik dan dapat didengar  dari kisaran 1-2 km (0.6-1 mil). Suara ini berguna sebagai kontak antara mereka saat terbang. Suara mereka tergolong aneh. Mereka mengendus, bersiul, atau bahkan mendesis ketika ada predator memasuki wilayah mereka.

       Meskipun mereka termasuk hewan yang dapat dijinakkan, namun mereka tergolong hewan yang agresif terutama dalam melindungi sarangnya. Dan dengan keagresifan mereka itu, mereka bisa saja menjadi lawan yang cukup tangguh untuk seekor anjing atau bahkan manusia. Biasanya mereka memulai perlawanan dengan desisan keras. Jika itu tidak cukup, mereka akan melanjutkannya dengan serangan fisik menggunakan tulang taji di sayap mereka dan menggigit dengan paruh mereka yang besar dan kuat. Bahkan saya pernah mendengar sayap mereka cukup untuk dapat mematahkan kaki seorang pria dewasa.

sumber : en.wikipedia.org
 

No comments:

Post a Comment